Sedangkan pengertian pendidikan secara
khusus ialah semua media yang dijadikan dan dipergunakan untuk
mengembangkan jasmani anak, akalnya dan untuk pembinaan akhlaknya (akhlakul kharimah),
dan hanya meliputi sarana khusus yang mungkin disusun suatu sistem
bagiannya; ini terbatas pada pendidikan rumah tangga dan sekolah.
Pengertian di atas sengaja dikemukakan
untuk menggambarkan secara umum kepada kita tentang makna pendidikan,
akan tetapi kedua bentuk pengertian di atas disadari tidaklah cukup
mewakili definisi pendidikan, apalagi sampai membatasi pengertian
pendidikan itu sendiri. Kerena pengertian sebagaimana telah dikemukakan
masih kabur dan samar-samar, sehingga diperlukan pendefinisian yang
lebih cermat dan jelas guna menghindari pencampur adukan antara
pengertian pendidikan dan tujuannya. Upaya pendefinisian sangatlah
penting dalam memberikan pengertian yang jelas dan tegas.
Dikalangan para pemikir terdapat beberapa
pendapat tentang hakikat pendidikan dan batasan pengertiannya. Dan
kesemuanya itu sejalan dengan isi hati mereka, kesenangannya,
kehidupannya dan tujuan hidup ini. Berikut ini akan dikemukakan beberapa
definisi pendidikan menurut para tokoh :
- John Sturt Mill (salah seorang failusuf Bangsa Inggris yang hidup sekitar tahun 1806-1873 M) mengatakan : “Pendidikan itu meliputi segala sesuatu yang dikerjakan oleh seorang untuk dirinya atau yang dikerjakan oleh orang lain untuk dia, dengan tujuan mendekatkan dia kepada tingkat kesempurnaan.”
- Roussenan (salah seorang failusuf Jerman yang hidup di tahun 1776-1823 M) mengatakan : “Pendidikan ialah pembekalan diri kita dengan sesuatu yang belum ada pada kita sewaktu masa kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya waktu dewasa.”
- Aristoteles (filosof terbesar dari Yunani 184 SM) mengatakan bahwa : “Pendidikan itu ialah menyiapkan akal untuk pengajaran, sebagaimana disiapkan tanah tempat persemaian benih. Dia mengatakan bahwa di dalam diri manusia ada dua kekuatan yaitu pemikiran kemanusiaannya dan syahwat kehewaniyahnya. Pendidikan itu adalah alat yang dapat membantu kekuatan pertama untuk mengalahkan kekuatan yang kedua.”
- Ibnul Muqaffa (seorang tokoh Bahasa Arab yang hidup tahun 106-1213 H pengarang kitab Kalilah dan Damimah) mengatakan bahwa : “Pendidikan itu ialah yang kita butuhkan untuk mendapatkan sesuatu yang akan menguatkan semua indra kita seperti makanan dan minuman, dengan yang lebih kita butuhkan untuk mencapai peradaban yang tinggi yang merupakan santapan akal dan rohani.”
- William Chandler Bagley (salah seorang tokoh pendidikan di Universitas New York, AS) mengatakan : “Pendidikan itu ialah aktivitas yang dengannya seseorang dapat berusaha mendapatkan pengalaman dan latihan-latihan (experiment) yang akanmenjadikan setiap tugas (aktivitas) masa depannya, lebih baik dan lebih sempurna. (Badrun Zaman, dkk, 2005)
Mengingat keterbatasan waktu, tenaga dan
pikiran, maka kelima pendapat yang telah dikemukakan diharapkan dapat
mewakili pendapat-pendapat lainnya. Berdasarkan pengertian-pengertian di
atas dapatlah dikatakan bahwa pendidikan itu adalah pemberian pengarah
dengan berbagai macam yang berpengaruh, yang sengaja kita pilih untuk
membantu anak, sehingga sedikit demi sedikit, sampai kepada batasan
kesempurnaan maksimal yang dapat dicapai, sehingga dia bahagia dalam
kehidupannya. Sebagai individu dan dalam kehidupan kemasyarakatan
(sosial) dan setiap tindakan yang keluar dari padanya menjadi lebih
sempurna, lebih tepat dan lebih baik bagi masyarakat. Oleh karena itu
pendidikan dapat pula dikatakan sebagai wujud proses yang dapat membantu
pertumbuhan seluruh unsur kepribadian manusia secara seimbang ke arah
yang positif.
No comments:
Post a Comment