Blogger templates

Pages

Sunday, June 23, 2013

dampak globalisasi dibidang politik

Malcolm (1995) mengungkapkan bahwa ada empat ide dasar mengenai globalisasi. Ide-ide tersebut adalah kedaulatan negara, proses penyelesaian masalah, organisasi dan hubungan internasional serta budaya politik. Keempat ide tersebut berhubungan dengan dimensi material pada suatu peningkatan dan saling berhubungan diantara unit-unit politik yang terpisah dari masyarakat.

Kedaulatan negara dimulai dari hubungan antar masyarakat sampai kebutuhan untuk mengeksiskan sumberdaya di sebuah negara dan kemungkinan pergantian konsep pemerintahan. Kekuatan demokrasi (yang dipahami sebagai kekuatan massa) memakai media partai sebagai corong pembelaan ideologinya. Partai sendiri mencoba untuk mengatur kesejahteraan anggota partainya masing-masing. Untuk itu perlu stabilitas politik yang mantap.

Masalah hak-hak manusia (atau disebut dengan etatocentric) mengangkat kemampuan manusia untuk melawan kedaulatan negara. Pelembagaan etatosentrik dari legal secara politik sampai kepada ekonomi memberikan kesempatan kepada porsi nilai kemanusiaan dalam pembangunan. Negara harus tunduk kepada beberapa konvensi hak asasi manusia dan beberapa turunannya dalam konvensi hak PBB. Implikasinya, sebuah negara harus bersikap demokratis dan siap untuk merubah beberapa kebijakan yang melanggar etatosentrik. Internasionalisasi etatosentrik lebih cenderung mengambarkan keberpihakan politik negara maju kepada negara dunia ketiga.

Kebutuhan akan agenda dan masalah bersama di antara negara-negara di dunia mengerucut kepada ide untuk membentuk organisasi internasional. Konsensus dari organisasi internasional ini membawa kesadaran kolektif beberapa negara tehadap permasalahan yang dihadapinya. Pada akhirnya, jaringan organisasi dan hubungan internasional lebih mudah untuk digunakan dari pada kemampuan kekuatan diplomatik antara negara.

Nilai dan budaya politik mengerucut kepada kebutuhan akan kesamaan cara pandang dalam memahami hubungan antar negara. Implikasinya setiap negara kembali menguatkan tradisi nasionalnya agar tetap mampu bersaing dalam dunia global. Kekuatan budaya negara dan bangsa akan memenangkan pertarungan dalam globalisasi ini. Untuk itu perlu kombinasi yang kuat antara system kapitalisme dengan nilai demokrasi sebuah negara.

Etika Demokrasi dan Permainan Politik

Demokrasi adalah hak siapa pun dari kalangan muda sampai tua. Demokrasi sudah ada sejak jaman dulu, Awalnya dari Yunani sering ada konflik perbedaan pendapat sehingga di adakan perundingan, permusyawarahan agar konflik tersebut tak sampai kericuhan. (rangga sok tau banget deh (-_-') | hehehe .. itu sih yang saya tau, jadi maaf kalo sok tau). Heii.. kalian semua mending gak usah demo!!! loh memangnya kenapa ? suka-suka saya dong ;P.
Demokrasi enggak dilarang kok siapa yang ngelarang kalian demo, tapi ... cara kalian berdemo salah sama aja kalian seperti binatang mau kalian di panggil binatang hah?? saya sih gak mau di samakan binatang yang gak ada akal sehatnya cape deh .. ('-.-)(-.-').

Demo kok anarkis gitu, dengan cara kekerasan masalah apapun gak bakal selesai bro.. mending saya nonton permainan politik mereka sambil makan kacang, biar mereka yang tanggung sendiri di akhirat.
Makin parah Indonesia ku makin miris aja sana sini demo, Makin hari wajah politik tanah air bukan makin maju dan bermartabat. Politicing, saling sandera dan bongkar borok makin terbiasa menjadi akrobat politik para elite. Pentingnya etika dalam demokrasi merupakan suatu keniscayaan karena demokrasi tanpa etika akan menimbulkan banalitas dan inkonsistensi yang mudah merusak kredibilitas dan kepercayaan publik.
Tidak adanya etika politik atau fatsun politik, membuat hubungan antarpartai politik maupun dalam sebuah koalisi mudah mengalami gesekan dan ketegangan. Ujung-ujungnya, saling tuding siapa yang konsisten dan inkonsisten dalam kasus macam ini.

Tak hanya itu, etika politik saat ini seakan hilang tergerus jaman. Lihat saja contohnya pasangan gubernur/wakil gubernur, ataupun bupati/wakil bupati malah seperti berseteru setelah keduanya terpilih. Kedua pejabat di daerah tersebut seringkali bersaing dan saling menyalip serta mengatur strategi masing-masing untuk saling mengalahkan di Pilkada berikutnya. pak percuma perebutan kekuasaan kalo indonesia masih kacau, belagu lah pake dasi, pake jas bagus gak gampang loh ngurus nya.
Kalo saya di suruh milih siapa yang jadi pemimpin, saya gak milih siapa-siapa (loh kenapa ? kamu gak boleh gitu rangga, gak baek kamu GOLPUT !!! | denger baek-baek yak kalo kamu pilih di antara salah satu yang ingin jadi pemimpin terus dia berhasil lolos, bener kaga nantinya kedepan kalo gak bener siapa yang dosa bukan dia aja kamu juga dosa, iyalah kamu kan yang milih dia).

Kalo di pikir-pikir menurut saya Pejabat, Pemimpin atau yang mengurus Negara pinter banget sih (loh tadi kamu gak suka sama pemerintah, kok sekarang malah muji pemerintah ? | iya pinter ngarangnya). Hukum bisa di manipulasi ada keanehan tapi kok malah diem, pejabatnya jago ngeles kalo di tanya ngarangnya ada aja, salut deh saya mah kalah sama negara laen (dalam hati sih, saya malu kalo di bilang pinternya pinter ngarang)
Adalagi isu-isu mutakhir seperti soal wacana pembubaran KPK hingga imbas rentetan nyanyian Nazaruddin. pernyataan-pernyataan politik yang muncul seolah biasa ketika antarelite saling memojokkan satu sama lain secara terbuka. "Saling sikut saling sodok yang semuanya itu tanpa malu-malu lagi dipertontonkan terbuka ke publik. Kecenderungan politik seperti ini jika dibiarkan akan berbahaya. Alasannya elite justru akan menjadikan politik sebagai tujuan dan bukan sebagai alat untuk mewujudkan rakyat Indonesia sejahtera. "Fenomena ini akan membuat rakyat muak seperti saya terhadap politik yang pada akhirnya akan memunculkan ketidakpercayaan publik terhadap elite maupun lembaga-lembaga politik.

Sebagai bagian dari elite politik kepada semua pihak agar kembali menegakkan etika. Situasi politik bebas tanpa filter menurutnya tidak boleh dibiarkan. Dan seharusnya semua elite menghentikan semua perilaku politik kontraproduktif yang tidak mendidik rakyat.
"Rakyat sudah sangat merindukan politik yang sederhana dan kesederhanaan dalam berpolitik. Politik yang menjunjung tinggi etika dan moralitas politik, fairness, sportif, serta berorientasi untuk memecahkan masalah rakyat dan bangsa.

Sebuah praktik politik yang dipenuhi dengan aktivitas politik produktif, yang bertujuan mempercepat hadirnya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat adalah tujuan yang sebenarnya dari berpolitik. Hanya dengan jalan ini proses dan dinamika politik bakal berjalan lebih beradab, produktif, dan lebih bermartabat di mata rakyat.
"Jika elite politik tidak bersedia melakukannya, maka bangsa ini hanya tinggal menunggu saat terjadinya kebangkrutan politik yang kian nyata.




Nah .. gara-gara permainan politik, rakyat berdemo hingga amarah mereka keluar. Iyalah mana ada yang mau jutaan rakyat di permainkan seperti itu, saya juga marah lah. Tapi Jangan sampai anarkis gitu kalee .. saya lebih suka berdemo lewat dunia maya anarkis lewat dunia maya lebih seru.
haduh .. ternyata gak ada habisnya yah kalo ngomongin politik di Indonesia, capek juga ngetik padahal saya lagi males ngeblog tapi karena ada tugas. sekalian saya posting tentang permainan politik dan etika berdemokrasi.

5 Jenis Olahraga Untuk Menambah Tinggi Badan

Di jaman modern ini seseorang sering malu jika mereka bertubuh pendek. Sebagian besar orang sering melakukan upaya untuk mendapatkan tinggi badan yang ideal.Tinggi badan yang ideal adalah tinggi badan rata-rata yang dimiliki oleh orang pada umumnya, sesuai dengan antopometri kebanyakan masyarakat pada daerah tertentu.Upaya meninggikan badan dapat dilakukan dengan memperbaiki pola makan dengan tetap menjaga nutrisi yang dimasukan ke dalam tubuhnya serta berolahrga. Pada postingan kali ini kita akan membahas 5 Jenis Olahraga Untuk Menambah Tinggi Badan.

Manfaat dari olahraga sangatlah beragam, mulai dari menyehatkan jantung, memperlancar peredaran darah, mengurangi stress, serta menjaga dan membuat tubuh kita lebih indah.Tubuh yang lebih indah dapat kita artikan tubuh yang langsing atau tidak gendut tapi sesuai indeks masa tubuh, serta tinggi yang ideal. Beberapa olahraga di bawah ini dapat meninggikan badan yaitu
1.      Berenang
5 Jenis Olahraga Untuk Menambah Tinggi Badan
Salah satu olahraga alami untuk meninggikan badan adalah berenang. Pada saat melakukan renang kalori yang terbakar per jam 300 pada kecepatan 400 meter per jam, atau 500 pada kecepatan 3,2 km per jam. Menurut Dr. Cooper berenang melibatkan seluruh otot utama dari tubuh, dan sebagai hasilnya memberikan hasil keseluruhan yang lebih dibandingkan dengan banyak olahraga lain. Seluruh tubuh yang bergerak pada saat berenang akan menarik otot dan tulang, terutama tulang kaki dan punggung sehingga tubuh lebih tinggi. Karena berenang dilakukan di air tingkat cideranya lebih kecil daripada pelari.
2.      Bermain basket
Basket merupakan olahraga yang memungkinkan pemainya sering melakukan gerakan melompat yang melibatkan otot dan tulang kaki.Aktifitas tersebut memungkinkan otot meregang dan memanjang sehingga badan lebih tinggi.
Di tv banyak kita lihat bahwa pemain basket memiliki postur tubuh yang tinggi di atas rata-rata. Hal tersebut dikarenakan olahraga basket memungkinkan tulang kaki maupun otot kaki yang meregang sehingga jika rutin dilakukan seseorang akan bertambah tingginya dengan bermain basket.
3.      Bermain lompat tali
Olahraga lompat tali sangat melibatkan otot kaki maupun tulang kaki.Aktivitas ini jika rutin dilakukan dapat meninggikan badan.
4.      Bermain volley
Sama seperti basket, bermain volley juga banyak melakukan aktivitas lompatan.Volly merupakan olahraga yang memungkinkan pemainya sering melakukan gerakan melompat yang melibatkan otot dan tulang kaki.Aktifitas tersebut memungkinkan otot meregang dan memanjang sehingga badan lebih tinggi
5.      Bersepeda
Bersepeda yang dilakukan setiap pagi dan sore jika dilakukan secara rutin dapat menambah tinggi badan.Gerakan mengayuh dapat memanjangkan tulang kaki sehingga bertambah panjang.Selain itu olahraga ini juga dapat menguatkan otot kaki.
5 Jenis Olahraga Untuk Menambah Tinggi Badan di atas harus dilakukan secara rutin jika ingin menambah tinggi badan yang sesuai. Selain 5 jenis olahraga diatas, pastikan kamu memenuhi nutrisi yang diperlukan tubuh untuk mendapatkan tinggi badan yang optimal. Nutrisi  kalsium dan zinc diperlukan oleh tubuh untuk mendapatkan tinggi badan yang ideal. Untuk asupan kalsium dan zinc kamu bisa mendapatkannya dari sumber seperti susu, keju, yogurt, susu kedelai, daging, ikan salmon, sereal serta aneka sayur-sayuran dan buah-buahan. Bagi kamu yang memiliki aktivitas sibuk dan susah untuk memenuhi asupan nutrisi diatas kamu bisa menggantinya dengan suplemen kalsium dan zinc dari perusahaan Tiens. Produk ini memiliki kandungan kalsium tinggi serta organik. Untuk keterangan lebih lengkap silakan kamu buka link dibawah ini :

7 fakta unik tentang olahraga

Apakah kita harus memulai hari baru dengan olah raga berat? Apakah dengan rutin ke tempat fitnes jadi jaminan tubuh lebih sehat? Tahukah Anda peregangan berlebih sebelum memulai jogging ternyata malah berdampak buruk?

Semua pertanyaan di atas akan terjawab dengan menyimak 7 fakta mengejutkan tentang olah raga berikut ini.


1. Pergi ke gym percuma jika terlalu banyak duduk
steadyhealth.com

Anda berpikir pergi ke gym akan akan mengatasi segala kemungkinan terkena penyakit bagi Anda yang menghabiskan banyak waktu duduk di depan meja? Coba pikirkan lagi. Menurut sejumlah penelitian, duduk terlalu lalu dapat menyebabkan Anda pada resiko terkena penyakit berbahaya seperti sakit jantung dan diabetes, meskipun secara fisik Anda aktif.

Meskipun Anda berolah raga di gym selama sejam tiap hari, coba pikirkan apa yang Anda lakukan selama 23 jam. Penting bagi Anda untuk lebih aktif bergerak sepanjang hari dengan beragam cara yang Anda bisa lakukan; bahkan kegiatan sepele yang rutin Anda lakukan dapat memberikan dampak bagi kesehatan Anda.



2. Fitnes bukan jaminan jadi kurus

Banyak orang menjadikan fitnes sebagai metode utama untuk mengatur berat badan, namun sejumlah penelitian menunjukan fitnes, jika tidak dikombinasikan dengan perubahan pola makan, memiliki dampak yang kecil kepada penurunan berat badan.

Sebuah penelitian yang diterbitkan di 'The British Journal of Sports Medicine' menemukan bahwa sekelompok orang yang mengalami obesitas menyelesaikan 12 pekan untuk latihan kardio tanpa melakukan diet, sebagian besar dari mereka tidak mengalami penurunan berat badan yang berarti. Namun perlu diingat, meskipun fitnes tidak berujung pada penurunan berat badan, fitnes masih memiliki banyak manfaat terhadap kesehatan Anda.



3.  Peregangan sebelum berlari dapat menurunkan daya tahan
Banyak dari kita dianjurkan untuk melakukan peregangan sebelum berolah raga, namun sejumlah penelitian terbaru menunjukkan bahwa peregangan sebelum berlari kemungkinan olahraga yang Anda lakukan tidak akan memberikan manfaat.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan di 'Journal of Strength and Conditioning Research' menemukan bahwa peregangan sebelum berlari membuat kondisi tubuh si perlari kurang efisien sehingga perlari tidak akan maksmimal dalam berlari dan tidak mampu berlari terlalu jauh. Coba lakukan pemanasan dengan berjalan-jalan kecil untuk menggerakkan persendian Anda sebelum Anda berlari. Lalu pastikan Anda melakukan peregangan setelah berlari.




4. Perempuan menjadi lebih lemah

Bagi Anda yang melakukan fitnes agar tetap bugar dan langsing, sebuah penelitian menunjukkan bahwa perempuan memiliki kelemahan dalam satu aspek saat berolahraga - meningkatkan kekuatan tubuh. Faktanya, sejumlah penelitian menemukan bahwa perempuan menjadi lebih lemah daripada sebelumnya, sebagian dikarenakan banyak dari mereka yang sepenuhnya fokus untuk menurunkan berat badan bukan meningkatkan kekuatan tubuh.

Anggapan bahwa dengan memiliki otot perempuan tidak terlihat feminin juga merupakan faktor utama berkurangnya kekuatan tubuh para perempuan. Namun, bagi Anda yang tidak menyukai memiliki otot yang dapat dilihat orang lain, kekuatan otot yang lemah memiliki banyak implikasi terhadap kesehatan kita, di antaranya meningkatnya resiko osteoporosis dan nyeri pada punggung serta persendian.



5. Olah raga berat pada pagi hari membuat sakit.

Meskipun olahraga secara rutin sangat bermanfaat bagi tubuh, sebuah penelitian menunjukkan bahwa burung hantu yang aktif pada malam hari lebih sehat dibandingkan burung yang aktif pada pagi hari. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari Brunel University, Middlesex, menemukan bahwa olahraga berat pada pagi hari berdampak pada sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan atlet berada pada risiko terjangkit bakteri dan virus.

Meskipun jogging pada pagi hari kemungkinan tidak akan membuat Anda berada pada risiko terinfeksi penyakit berbahaya - malah bagus untuk memulai hari Anda - sebaiknya Anda melakukan olahraga berat pada lain waktu.



6. Hasil berbeda antara Perempuan dan pria 
Olahraga merupakan kegiatan yang sangat bagus untuk dilakukan oleh sepasang kekasih, namun ada satu hal yang kurang baik bagi perempuan yaitu melakukan olahraga yang serupa dengan pasangan Anda. Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh University of Missouri menunjukkan bahwa perempuan dan pria memeroleh hasil yang berbeda dari berolahraga dan diet.

Perempuan perlu melakukan lebih banyak olahraga dan lebih memperhatikan diet mereka untuk memeroleh hasil yang sama seperti pria. Berolahraga dengan pasangan Anda merupakan cara yang bagus untuk memotivasi diri Anda untuk tetap berolahraga, namun upayakan Anda mengatur olahraga yang Anda lakukan untuk memeroleh hasil yang Anda inginkan.



7. Suami-istri lebih sedikit olahraga

Meskipun pernikahan memiliki banyak manfaat terhadap kesehatan, penelitian menunjukkan bahwa mereka yang masih lajang memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk berolahraga secara rutin. Sebuah poling yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Inggris menemukan bahwa hanya 27 persen orang dewasa yang diwawancarai melakukan aktivitas fisik selama 150 menit per pekan seperti yang direkomendasikan dan 76 persen pria dan 63 persen wanita dari jumlah tersebut sudah menikah.

Para peneliti menyimpulkan bahwa hal ini dikarenakan bahwa mereka yang sudah menikah tidak terlalu memperdulikan tubuh mereka ketika mereka merasa nyaman berada dengan pasangannya.

KONSEP TEORI KELUARGA

1.      Pengertian
Keluarga adalah suatu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai suatu kesatuan atau unit masyarakat yang terkecil,dan biasanyan ,tetapi tidak selalu ada hubungan darah,ikatan perkawinan atau ikatan –ikatan lain,mereka hidup bersama dalam satu rumah(tempat tinggal),biasanya dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga dan makan dari satu periuk.
                                                                                                       (Dep.Kes.RI. 2001)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
                                                                                                       (Dep.kes.RI.2003)
Keluarga adalah dua atau lebih dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pemangkatan dan mereka hidup dalam suati rumah tangga dan berinteraksi satu sama lain dan didalam peranannya masing-masing dan menciptakan serta memperhatikan suatu kebudayaan.
                                                                                        (Salvician G.Bailon dan Maglaya)
Dari ketiga batasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga itu adalah:
Unit terkecil masyarakat
Terdiri dari dua orang atau lebih
Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah
Hidup dalam suatu rumah tangga
Dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga
Berinteraksi satu sama lain
Setiap anggota keluarga menjalankan peranannya masing-masing
Menciptakan dan mempertahankan
2.      Struktur Keluarga
Struktur keluarga ada bermacam-macam diantaranya adalah:
a.     Patrilineal
Adalah keluarga sedarah  yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b.      Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c.       Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d.      Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
e.       Keluarga Kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami dan istri.
3.      Ciri-Ciri Struktur Keluarga (Aderson Carter)
a. :      Terorganisasi
Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
b.      Ada Keterbatasan
Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-lasing.
c.       Ada Perbedaan Dan Kekhususan
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.
4.      Tips / Bentuk Keluarga
a.    Keluarga Inti (Nuclear Family)
adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
b.    Keluarga Besar (Extended Family)
adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
c.    Keluarga Berantai (Serial Family)
adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan inti.
d.    Keluarga Dada / Janda (Single Family)
adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian
e.    Keluarga Berkomposisi (Composite)
adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama-sama
f.      Keluarga Kabitas (Cohabitation)
adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
Tipe keluarga Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar (extended family), karena masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku hidup dalam suatu komuniti dengan adat istiadat yang sangat kuat.
5.      Pemegang Kekuasaan Dalam Keluarga
a.       Patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ayah
b.      Matriakal, yang dominant dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ibu
c.       Equalilitarian, yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu
6.      Peranan Keluarga
a.       Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dalam keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga adalah sebagai berikut:
b.      Peranan Ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya, berperan sebagai pencari nafkah, pendidikan, pelindung dan pemberi rasa aman sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
c.       Peranan Ibu
Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga sebagai salah satu kelompok peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung serta sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya
d.      Peranan Anak
Anak-anak melaksanakan peranan spikososial sesuai dengan tingkat perkembangan baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
7.      Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan oleh keluarga :
a.       Fungsi Biologis
-          Untuk meneruskan keturunan
-          Memelihara dan membenarkan anak
-          Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
-          Memelihara dan merawat anggota keluarga
b.      Fungsi Psikologis
-          Memberi kasih sayang dan rasa aman
-          Memberi perhatian diantara anggota keluarga
-          Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
-          Memberi identitas keluarga
c.       Fungsi Sosial
-          Membina sosialisasi pada anak
-          Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak
-          Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
d.      Fungsi Ekonomi
-            Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
-            Pengaturan pengguna penghasilan kelaurga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
-            Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya                                                    
e.       Fungsi Pendidikan
-       Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan membentuk periaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
-       Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi perananya sebagai orang dewasa.
-       Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
8.      Ahli Lain Membagi Fungsi Keluarga Sebagai Berikut :
1)   Fungsi Pendidikan
Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa nanti.
2) Fungsi Sosilisasi Anak
Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat.
3) Fungsi Perlindungan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik,sehingga anggota keluarga merasa terlindungi dan merasa aman
4 ) Fungsi Perasaan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif,merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga
5 ) Fungsi Religius
Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak-anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan yang lain setelah kehidupan ini.
6) Fungsi Ekonomi
Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain,kepala keluarga bekerja untuk memperoleh penghasilan,mengatur penghasialn tersebut sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga.
7) Fungsi Rekreatif
Tugas keluarga dalam fungsi rekreatuf ini tidak selalu harus pergi ke tempat rekreasi,tetapi yang penting bagaiman menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga rekreasi dapat dilakukan dirumah dengan cara menonton tv bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing anggota keluarga
8) Fungsi Biologis
Tugas keluarga dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penerus.
Dari berbagai fungsi di atas ada tiga fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, yaitu :
a)      Asih, adalah memberikan kasih sayang, pehatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan meraka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
b)      Asuh, adalah menuju kebutuan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka anak-anak 
c)      Asah, adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.
9.      Tahap-Tahap Kehidupan Keluarga
Tahap-tahap  kehidupan keluarga menurut duvail adalah sebagai berikut :
a.     Tahap pembentukan keluarga, tahap ini dimulai  dari pernikahan yang dilanjutkan dalam pembentukan rumah tangga.
b.    Tahap menjelang kelahiran anak, tugas keluarga untuk mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat dinantikan.
c.     Tahap menghadapi bayi, dalam hal ini keluarga dapat mengasuh, mendidik, dan memberikan kasih sayang kepada anak, karena pada tahap ini bayi kehidupan sangat tergantung kepada kedua orang tuanya, dan kondisinya sangat lemah.
d.    Tahap menghadapi anak pra sekolah, pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergau dengan teman sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan, karena tidak mengetahui mana yang kotor dan mana yang bersih..Dalam fase ini anak sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma sosial  budaya.
e.     Tahap menghadapi anak sekolah, dalam tahap ini tugas keluaga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum anak.
f.     Tahap menghadapi anak remaja, tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas buku dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itusuri tauladan dari kedua orang tua sangat diperlukan.Komunikasi dan saling pengertian antara kedua orangtua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.
g.    Tahap melepaskan anak kemasyarakat, setelah melalui tahap remaja dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya. Maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak kemasyarakat dalam memulai kehidupan yang sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga.
h.    Tahap berdua kembali setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggalah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi dan tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.
i.      Tahap masa tua, tahap ini masuk ketahap lanjut usia, kedua orang tua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.
10.  Tugas-tugas keluarga
Pada dasarnya tugas-tugas keluarga ada 8 tugas pokok sebagai berikut :
a.    Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
b.    Pemeliharaan sumber-sumber yang ada dalam keluarga.
c.    Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai kedudukannya masing-masing.
d.   Sosialisasi antar anggota keluarga.
e.    Pengaturan jumlah anggota keluarga.
f.     Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
g.    Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
h.    Membangkitkan semangat anggota keluarga.
11.  Ciri-Ciri Kekeluargaan
-       Diikat dalam suatu tali perkawinan
-       Ada hubungan darah
-       Ada ikatan batin
-       Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya
-       Ada pengambil keputusan
-       Kerjasama diantara anggota keluarga
-       Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
-       Tinggal dalam suatu rumah
12.  Ciri-Ciri Keluarga Indonesia
a.    Suami sebagai pengambilan keputusan
b.    Merupakan suatu kesatuan yang utuh
c.    Berbentuk monogram
d.   Bertanggung jawab
e.    Pengambilan keputusan

Teori Dasar Keluarga DEFINISI KELUARGA

  1. Duvall dan Logan ( 1986 ) : Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
  2. Bailon dan Maglaya ( 1978 ) : Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
  3. Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) : Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik
4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.

FUNGSI KELUARGA

Ada lima fungsi yang dapat dijalankan keluarga yaitu :
1. Fungsi biologis
  • Untuk meneruskan keturunan.
  • Memelihara dan membesarkan anak .
  • Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
  • Memelihara dan merawat anggota keluarga .
2. Fungsi psikologis
  • Memberikan kasih sayang dan rasa aman .
  • Memberikan perhatian diantara anggota keluarga .
  • Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga .
  • Memberikan identitas keluarga.
3. Fungsi sosialisasi
  • Membina sosialisi pada anak.
  • Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
  • Meneruskan nilai-nilai budaya.
4. Fungsi ekonomi
  • Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
  • Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
  • Menabung untuk memenuhi kebutuhan -kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya.
5. Fungsi pendidikan
  • Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
  • Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
  • Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

STRUKTUR
KELUARGA
  1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
  2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
  3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
  4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
  5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

Ciri-ciri Struktur Keluarga
  1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga
  2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing
  3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.

MACAM-MACAM JENIS/ TIPE / BENTUK KELUARGA

A. TRADISIONAL
  1. The nuclear family (keluarga inti) >> Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
  2. The dyad family >> Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah
  3. Keluarga usila >> Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri
  4. The childless family >> Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita
  5. The extended family (keluarga luas/ besar) >> Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll)
  6. The single-parent family (keluarga duda/janda) >> Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan)
  7. Commuter family >> Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
  8. Multigenerational family >> Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah
  9. Kin-network family >> Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll)
  10. Blended family >> Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
  11. The single adult living alone/ single-adult family >> Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati

B. NON-TRADISIONAL :
  1. The unmarried teenage mother >> Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
  2. The stepparent family >> Keluarga dengan orangtua tiri
  3. Commune family >> Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama
  4. The nonmarital heterosexual cohabiting family >> Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
  5. Gay and lesbian families >> Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners)
  6. Cohabitating couple >> Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu
  7. Group-marriage family >> Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya
  8. Group network family >> Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya
  9. Foster family >> Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya
  10. Homeless family >> Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental
  11. Gang >> Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

PERANAN KELUARGA
 
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.

Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1. Peranan ayah :
Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya

2. Peranan ibu :
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3. Peranan anak :
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini

Teori Menurut Montesorri

Montessori dilahirkan di Ancona, Italia 1870, Ayahnya seorang pejabat sipil yang berpengaruh namun masih memiliki pandangan konservatif tentang peran wanita di masyarakat. Sebaliknya ibunya berpandangan wanita harus maju dan mencapai cita-citanya sejauh mungkin yang dapat dicapai dalam hidup.
         Pada usia 26 tahun Montessori menjadi dokter wanita pertama di Italia. Ia ditugaskan menjabat sebagai bagian perawatan medis untuk menangani pasien dari rumah sakit jiwa dan di sanalah ia menemui anak-anak keterbelakangan mental yang mempunyai cara mereka sendiri untuk belajar. Hal ini merupakan sebab utama yang membakar kecintaannya pada pendidikan dan dunia anak-anak. Dimulai dengan fasilitas tempat penitipan anak di salah satu lingkungan termiskin di Roma, Montessori meletakkan berbagai teorinya dalam praktek. Kedua metode itu dipengaruhi oleh pelatihan sebelumnya di bidang kedokteran, pendidikan, dan antropologi.
               
Teori Perkembangan Montessori
Anak memiliki kemampuan sendiri untuk belajar sesuai dengan tingkat kematangannya dan anak belajar dengan cara yang berbeda dengan orang dewasa. Ada saat dimana anak akan sangat peka terhadap lingkungannya, saat tersebut dinamakan Montessori sebagai Sensitive periods.

Sensitive periods
Adalah suatu masa dimana anak-anak akan sangat mudah menguasai tugas-tugas tertentu. Apabila anak dicegah untuk menikmati pengalaman-pengalaman yang dipandu secara alamiah itu, maka kemampuan-kemampuan yang harusnya dicapai pada masa peka itu tidak akan dimiliki dan hal ini akan mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya. Menurut montessori ada 5 masa sensitif, yaitu:
·         Sensitive periods for order (0 – 3 tahun)

            Masa peka untuk keteraturan terjadi pada tiga tahun pertama kehidupan. Anak memiliki kebutuhan yang kuat terhadap keteraturan. Setelah anak dapat bergerak/berpindah, mereka suka meletakkan benda-benda sesuai dengan tempatnya. Apabila ada buku atau pensil yang tidak terletak di tempatnya, anak akan mengembalikan buku atau pensil tersebut ke tempatnya. Dan bahkan sebelum memasuki periode ini mereka sering menjadi marah jika melihat sesuatu yang tidak pada tempatnya.
·         Sensitive periods for details (1 – 2 tahun)

            Anak-anak akan memusatkan perhatiannya pada hal-hal yang kecil. Sebagai contoh, mereka dapat mendeteksi adanya serangga yang kecil yang tidak terperhatikan oleh orang dewasa. apabila mereka melihat suatu gambar, mereka akan mengabaikan obyek utama gambar dan akan beralih memperhatikan hal-hal kecil yang ada dilatar belakang obyek utama gambar. Kepedulian akan detail ini menandakan perubahan di dalam perkembangan psikis anak.
·         Sensitive periods for using hands (18 bulan – 3 tahun)

            Anak-anak secara konsisten menggenggam benda-benda yang disentuhnya. Anak-anak menyukai aktivitas membuka dan menutup benda-benda (dengan seluruh telapak tangannya), memasukan benda-benda ke dalam suatu wadah, menuangkannya keluar dan memasukkannya kembali (dengan seluruh telapak tangannya). Selama dua tahun berikutnya atau lebih mereka memperbaiki gerakan dan indera sentuhan mereka.
·         Sensitive periods for movements

            Periode kepekaan yang paling mudah dibaca adalah berjalan. Belajar berjalan adalah sejenis kelahiran kedua, anak berubah dari makhluk yang tidak berdaya menjadi makhluk yang aktif. Anak-anak didorong oleh implus yang tidak bisa dilawan dalam upaya mereka untuk berjalan, dan mereka berjalan dengan bangga seolah-olah mereka telah menemukan caranya.
·         Sensitive periods for learning language
a)      Secara tidak sadar (3 bln - 3 thn)

            Anak-anak menyerap bunyi-bunyi, kata-kata, dan tata bahasa dari lingkungannya. Anak-anak mempelajari bahasa tanpa banyak memikirkannya, anak-anak tidak pernah memikirkan imbuhan dapat mengubah suatu arti, atau anak-anak penutur bahasa inggris yang tidak pernah memikirkan tenses, atau anak-anak penutur bahasa spanyol yang tidak pernah memikirkan tentang kata benda yang berubah mengikuti subjeknya, anak-anak tidak pernah berpikir sekeras itu untuk mempelajari bahasa ibunya.

            Montessori menganggap bahwa anak-anak telah dibekali suatu mekanisme untuk mempelajari suatu bahasa dengan tidak disadarinya. Anak-anak akan memulai dengan mengoceh terlebih dahulu sebelum ia muali berbicara dengan kata-kata bermakna. Setelah itu anak akan memasuku tahapan “kalimat dua kata,” untuk kemudian menguasai pembuatan kalimat dengan struktur yang lebih kompleks.

            Tahapan-tahapan itu tidak selalu berkesinambungan, bisa saja anak terlihat tidak terdapat kemajuan sama sekali, lalu tiba-tiba meraih prestasi baru yang sempurna.
b)   Secara sadar (3 - 6 tahun)
Jika pada usia 3 bulan sampai dengan 3 tahun anak-anak mempelajari bahasa secara tidak sadar, anak-anak pada usia 3 sampai dengan 6 tahun mempelajari bahasa dengan sadar. Dengan tidak kehilangan masa peka-nya, anak mempelajari bentuk- bentuk tata bahasa baru dengan penuh kesadaran.
Pendidikan Dengan Metode Montessori
·         Pendidikan di Rumah

            Pada masa peka anak-anak mendapatkan impuls dari dalam dirinya untuk secara mandiri menguasai pengalaman-pengalaman tertentu. Tugas orang tua menurut Montessori bukanlah mengajar secara langsung tetapi menghargai usaha anak untuk secara mandiri menguasai pengalaman-pengalaman itu. Orang tua dapat memantau minat-minat anak dan kemudian memberi kesempatan anak untuk memenuhi minat-minat anak tersebut.
·         Pendidikan di Sekolah (yang Menganut Pola Pendidikan Montessori)

            Pada tahun 1907 Dr. Montessori membuka sekolah pertamanya di Roma. Walaupun begitu nama Montessori bukanlah merek dagang, sehingga nama “Sekolah Montessori” bukan hanya melekat pada sekolah yang didirikannya saja, tetapi juga pada sekolah-sekolah yang mengimplementasikan ide-ide Montessori.

            Ciri khas sekolah Montessori dibanding sekolah konvensional, diantaranya:
·         Kemandirian dan Konsentrasi

            Montessori percaya bahwa anak-anak dapat belajar dengan sendirinya jika mereka menemukan hal yang menarik bagi mereka. Guru-guru di sekolah Montessori hanya sebagai fasilitator dengan menyediakan material-material.
·         Pilihan Bebas

            Pilihan bebas biasanya membawa anak-anak kepada pengerjaan tugas-tugas yang paling berkesan bagi anak. Guru percaya kalau anak-anak akan memilih dengan bebas tugas-tugas yang sesuai dengan kebutuhan batiniah mereka pada saat itu. Selain itu tugas guru juga memperkenalkan tugas baru yang disesuaikan dengan kesiapan anak-anak.
·         Hukuman dan Penghargaan

            Montessori berpendapat bahwa otoritas dari luar justru akan mengganggu proses belajar mandiri anak, anak-anak akan belajar dengan dorongan sempurna sesuai dengan kapasitasnya jika mereka menemukan material-material yang sesuai.
·         Mempersiapkan untuk mempelajari keterampilan

            Keterampilan yang lebih sulit membutuhkan beberapa keahlian untuk dikuasai, Montessori mengembangkan material-material yang memungkinkan anak mempelajari suatu keterampilan secara bertahap.
·         Membaca dan Menulis

            Anak-anak akan diajari membaca dan menulis secara bertahap, anak akan diajari menulis pada saat berada di masa peka terhadap bahasa. anak-anak tidak akan diberikan buku sebelum bisa membaca, hal ini untuk menghindari rasa frustasi membaca buku.
·         Menekan prilaku yang tidak diharapkan

            Walaupun hukuman dan penghargaan diharapkan tidak ada, tetapi Penghargaan terhadap material pelajaran dan penghargaan terhadap anak lain berusaha dikembangkan secara alamiah, jika seorang anak menggangu anak lain, maka anak itu akan ditinggalkan/tak diacuhkan agar secara tak sadar anak itu belajar menghargai keinginan anak lain untuk tidak diganggu, terkadang guru turut campur dengan mengisolasi anak itu.

            Berdasar pada apa yang diobservasi Montessori individu memiliki masa peka dimana individu tersebut akan lebih memiliki kemampuan untuk mempelajari keterampilan-keterampilan yang lebih dari masa lain dikehidupannya. Dalam mendidik anak Montessori berpendapat bahwa setiap anak berkehendak untuk “meng-aktualisasikan” bakat yang dimilikinya dan anak memiliki caranya sendiri untuk menterjemahkan bakat yang ada pada dirinya. Sehingga tugas orang tua hanyalah sebagai penyedia material-material yang dibutuhkan agar minat anak dapat terpenuhi dan menghindari intervensi-intervensi yang dapat menggangu konsentrasi anak-anak.
 
Beberapa prinsip yang mendasari metode Montessori adalah seabagiberikut :
a. Prinsip Kemerdekaan Anak bebas untuk menentukan apa yang ingin dipelajarinya. Pendidikan hanya akan dapat memberikan kondisi yangmenguntungkan.
b. Prinsip Disiplin Mainan yang boleh dipilih adalah yang belum dipakai orang laindan memakai permainan tersebut haruslah benar.
c. Prinsip Ketidakbergantungan Anak harus belajar melalui permainan yang dipilihnya sebisabisanya dengan bantuan yang minimal dari pihak guru.
d. Prinsip penghargaan kepada penguasa dan mengikuti perintah sesuai intelegen.
e. Prinsip tentang sedikit pujian dan hukumanKarena segala sesuatu berjalan secara wajar dan alamiah, makasedikit diperlukan pujian dan hukuman. Anak dididik untuk memperoleh kepuasan alamiah bukan kepuasan yang bersumber pada orang lain Prinsip dari sederhana ke kompleks Penyajian materi dan aktifitas dalam lingkungan Montessori mengikuti urutan dari sederhana hingga ke yang rumit atau kompleks,memperkenalkan topik baru secara umum lebih dahulu. Lantas pelan-pelan masuk kepada yang lebih spesifik dan dilanjutkan dengan latihan yang agak rumit tahap demi tahap.
Prinsip ini membuat anak bertambah pengetahuan dan kemampuan perlahan-lahan. Dalam memperluas pemahaman dan kemampuan anak tantangan belajar tidak membebani atau melelahkan anak, tetapi menghemat energi anak untuk diakomodasikan buat tataran berikutnya.
g. Prinsip Montessori menekankan pada pengalaman kerja. Metode Montessori menekankan pada kegiatan luar ruangan dan hubungan manusia dengan alam sekitar. Anak dimotivasi agar menemukan keajaiban alam. Baik melalui kontak langsung dengan tumbuh-tumbuhanatau binatang. Pengalaman nyata memberikan landasan belajar abstrakketika anak mulai belajar.
h. Prinsip perkembangan secara alamiahPrinsip Montessori adalah mendidik anak menurut perkembangannya secara alamiah. Pendidik harus bekerja mengenali periode sensitif dan mengkondisikan lingkungan sekolah yang mendukung anak berkembang secara optimal, khususnya dalam menyelesaikan tugas-tugas dari guru. Guru merangsang anak untuk ikut berpartisipasi, dan pasif mengamati perilaku anak ini memungkinkan guru memantau perkembangan secara alamiah dan minat anak. Dengan demikian guru bisa membantu anak berkembang optimal secara alamiah. Pendekatan Montessori tidak mengalirkan informasi satu arah dari gurukepada anak. Pendekatan Montessori menerima masukan dari anak, menciptakan komunikasi dua arah antara guru dan murid, dan merangsang terciptanya tim di antara anak dalam berbagai usia. Di sini metode Montessori juga mempunyai strategi tersendiri bagi anak seperti:
1) Memberikan kebebasan dan menumbuhkan tanggung jawabMaksud dari strategi ini bebas bergerak dan bermain. Bebas berinteraksi, bebas bekerja sesuai kesensitifan anak. Namun anak tidak bebasmenyia-nyiakan waktu luang, merusak sesuatu, atau mengganggu anak lain.Aturan utamanya adalah melarang perilaku negatif. Jadi anak belajarsepanjang mereka produktif dan tanggung jawab.
2) Memupuk perilaku positif. Pendidik menumbuh kembangkan sikap positif di antara anak dengan memberikan umpan balik yang membangun terhadap upaya anak dalambelajar dan memberikan contoh perilaku yang positif. Memupuk perilaku positif berdasarkan pada lingkungan sosial, termasuk hubungan manusiadengan alam dan benda mati. Menumbuhkan sikap menghargai diri sendiridan orang lain, dengan mencontohkan perilakunya sendiri. Dengan memahami bahwa perilaku negatif bersifat menyakitkan, anak-anak akanbelajar bekerja sama dengan menurut anjuran guru, dan mau menghormatidiri sendiri dan orang lain.
3) Menumbuhkan sikap mandiri. Kita dapat memberikan anak kemandirian, mereka harus memilikisikap mandiri sendiri dari dalam. Dengan bersikap baik dan konsistenterhadap makna kemandirian dan memberikan bimbingan dengan sabar dantelaten, kita dengan sendirinya memupuk anak memiliki kemauan dankemampuan.
4) Memupuk disiplin diri. Disiplin diri atau dorongan dari dalam anak mengatur dan melatih diri sendiri dan meniadakan keharusan disiplin dari luar, dengan membuat anak bertanggung jawab dan memiliki tantangan, pendidik membantu anak belajarsesuatu dan mempersiapkan konsentrasi anak.
Disiplin juga membuat anak tidak lagi menggangu anak lain, karena semakin memahami bahwa merekadapat belajar dengan baik jika teman tidak terganggu.Materi yang telah dipersiapkan dengan baik ikut andil memupukdisiplin anak. Kontrol diri terhadap kesalahan membuat anak maumemeriksa kesalahan tanpa campur tangan pendidik. Sehingga dapatmengerjakan latihan dengan baik sesuai kemauan sendiri dan belajarbagaimana cara mengerjakan sesuatu dengan benar
5) Mempersiapkan lingkungan mengacu pada realita. Montessori percaya anak di bawah usia lima tahun perlu bimbingan membedakan antara kenyataan (realitas) dengan fantasi. Dengan memahami kesukaan anak terhadap perbuatan dan obyek dalam kehidupan sehari-hari,anda akan mengetahui bahwa fantasi di usia sebelumnya, yang diperoleh darikomik atau dongeng, dapat membingungkan anak dalam mempelajari realitalingkungan alam sekitar.Pendekatan Montessori tentu saja tidak mengacu pada fantasi anak. Inibertentangan dengan belajar merangsang keingintahuan anak. Prioritasnya adalah memberikan anak tentang realita dengan menghibur melalui latihan yang bersifat fiksi. Metode Montessori mengelilingi anak dengan alam danobyek nyata, ini membuahkan pengalaman yang disimpan dalam memahami sehingga mampu membedakan antara fantasi yang dilihat dalam media masa dengan realita yang dialami sendiri melalui panca indera.
6) Dalam menanggapi masalah keberadaan dan perkembangan fantasi ada dua psikolog yang berpendapat tentang fantasi.
Dr. Montessori, berpendapat fantasi anak dalam perkembangannya harus dibatasi tidak boleh dibebaskan seleluasa mungkin. Sebab jika fantasi tidak dibatasi, dapat menghambat kemadirian anak-anak, jadi tidak realistis, karena fantasinya seseorang anak dapat terlena dengan dunia khayalnya. Maksudnya bisa dijelaskan dengan contoh, pada masakini anak-anak senang terhadap cerita-cerita anak nakal, sinenek sihir, kuku panjang atau cerita-cerita yang menakutiseorang anak, pada saat kita menceritakan cerita yang seperti itu kepada anak maka ada 2 yang harus dipikirkan apakahanak akan takut terhadap tokoh cerita tersebut, dan apakahanak akan menirukan gaya-gaya yang ada dalam tokoh ceritaitu. Masa-masa ini anak tidak menghiraukan tentang kondisilingkungan, ia senang mementingkan dirinya sendiri.
Frobel : Berpendapat; bahwa fantasi bagi anak harus diberikankesempatan sebebas-bebasnya, tidak usah dibatasi perkembangannya. Sebab dengan keleluasaan berfantasi seorang anak akan memperoleh kepuasan tersendiri, dandengan adanya kepuasan jiwa anak itu, maka ia akan tumbuhdan berkembang jiwanya secara sehat, dan penuh kreatifitas. Maksudnya jika dikaitkan dengan fantasi anak ketikaanak mendengarkan cerita realistis, yaitu masa anak sudahmulai senang terhadap cerita-cerita yang nyata mengenai (pahlawan, sejarah, biologi, dan lain- lain). Pada masa itu anak sudah mulai berkurang fantasi buruknya, sebab pengamatannya sudah mulai tertib, ia tidak bisa membedakan yang khayal danyang realistis. Jadi apabila anak ingin melakukan sesuatu yang diidolakan maka anak akan menirukan dan berkreatifitas seperti idolanya dalam tingkah laku yang wajar.
Pandangan Montessori tentang anak tidak teras dari  pengaruh pemikiran Rouseau, Pestalozzi dan Froebel yang menekankan pentingnya kondisi lingkungan yang bebas dan penuh kasih sayang untuk dapat berkembangnya potensi bawaan anak. Montessori sangat menekankan eksistensi anak  dan ia juga menggagaskan konsep tentang self-construction dalam perkembangan anak.
Menurutnya, suatu fase kehidupan di awal sangat berpengaruh terhadap fase-rase kehidupan selanjutnya artinya bahwa pengalaman-pengalaman yang dialami oleh seorang anak di awal kehidupannya sangat berpengaruh terhadap kedewasaannya kelak begitu juga perlakuan yang di dapatkan anak sejak kecil akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak selanjutnya. Pandangan Montessori tentang anak dapat difahami melalui konsep-konsepnya. Anak mengkonstruksi sendiri perkembangan jiwanya (Child's Selfconstruction) Masa-masa sensitif (Sensitive Periodes) Jiwa Penyerap (Absorben mind) Hukum-hukum perkembangan (  The natural laws governing the child's psychic growth).
Seperti telah diungkapkan di atas bahwa Montessori meyakini bahwa anak secara bawaan telah memiliki suatu pola perkembang  psikis. Selain itu, anak juga memiliki motif yang kuat ke arah pembentukan sendiri jiwanya (self construction).
Dengan dorongan ini anak secara spontan berupaya mengembangkan dan membentuk dirinya melalui pemahaman terhadap lingkungan. Beliau pun mengungkapkan bahwa meskipun anak sudah memiliki pola psikis. bawaan dan dorongan vital untuk mencapainya, tidak  berarti bahwa ia membawa Model-model perilakunya sudah jadi. 
Dengan demikian anak mengembangkan pola-pola perkembangan dan kekuatannya itu sejak lahir melalui pengalaman-pengalaman interaksional pendidikan. Ada dua kondisi yang diperlukan dalam perkembangan anak (Lillard, 1972 dalam Sollehudin,  2000); yakni pertama adalah adanya suatu interaksi yang terpadu antara anak dengan lingkungannya ( baik  benda maupun orang) dan ke dua adalah adnya kebebasan bagi anak. Montessori yakin bahwa dalam tahun-tahun awal seorang anak mempunyai
apa yang dia sebut sebagai  "sensitive periods"  artinya selama masa ini seorang individu mudah menerima stimulus-stimulus tertentu.
Masa-masa sensitif yang diungkapkan Montessori yaitu :
Lahir - 3 tahun -> Pikiran dapat menyerap pengalaman - pengalaman sensoris
        1,5 – 3 tahun     -> Perkembangan bahasa
        1,5 – 4 tahun     ->  Koordinasi dan perkembangan otot, minat pada benda-benda kecil
      2 – 4 tahun       ->  Peneguhan gerakan minat pada kebenaran dan realitas menyadari urutan dalam waktu dan ruang
       2,5 – 6 tahun      -> Peneguhan sensoris
       3 – 6 tahun         ->  Rawan pengaruh orang dewasa
       3,5 – 4,5 tahun   ->  Menulis
       4 – 4,5 tahun      -> Kepekaan indera
       4,5 – 5,5 tahun   -> Membaca
S        Selain itu, montessori meyakini bahwa jiwa anak masih belum terbentuk. Dengan pengetahuan  yang dimilikinya, orang dewasa dapat membangun pengetahuan-pengetahuan lainnya. Gejala psikis yangmemungkinkan anak untuk
membangun pengetahuannya itu dikenal dengan konsep  absorbent mind.  Dengan gejala psikis ini anak dapat melakukan penyerapan tak sadar terhadap lingkungan.
Kemudian anak menggabungkan pengetahuan secara langsung ke dalam kehidupan psikisnya. Kesan-kesan yang diperolehnya melalui proses ini tidak semata-mata memasuki jiwa anak, tetapi juga membentuknya. Proses tak sadar tersebut selanjutnya diganti secara berangsur-angsur oleh proses atau aktivitas jiwa yang disadari.