Blogger templates

Pages

Sunday, June 23, 2013

Etika Demokrasi dan Permainan Politik

Demokrasi adalah hak siapa pun dari kalangan muda sampai tua. Demokrasi sudah ada sejak jaman dulu, Awalnya dari Yunani sering ada konflik perbedaan pendapat sehingga di adakan perundingan, permusyawarahan agar konflik tersebut tak sampai kericuhan. (rangga sok tau banget deh (-_-') | hehehe .. itu sih yang saya tau, jadi maaf kalo sok tau). Heii.. kalian semua mending gak usah demo!!! loh memangnya kenapa ? suka-suka saya dong ;P.
Demokrasi enggak dilarang kok siapa yang ngelarang kalian demo, tapi ... cara kalian berdemo salah sama aja kalian seperti binatang mau kalian di panggil binatang hah?? saya sih gak mau di samakan binatang yang gak ada akal sehatnya cape deh .. ('-.-)(-.-').

Demo kok anarkis gitu, dengan cara kekerasan masalah apapun gak bakal selesai bro.. mending saya nonton permainan politik mereka sambil makan kacang, biar mereka yang tanggung sendiri di akhirat.
Makin parah Indonesia ku makin miris aja sana sini demo, Makin hari wajah politik tanah air bukan makin maju dan bermartabat. Politicing, saling sandera dan bongkar borok makin terbiasa menjadi akrobat politik para elite. Pentingnya etika dalam demokrasi merupakan suatu keniscayaan karena demokrasi tanpa etika akan menimbulkan banalitas dan inkonsistensi yang mudah merusak kredibilitas dan kepercayaan publik.
Tidak adanya etika politik atau fatsun politik, membuat hubungan antarpartai politik maupun dalam sebuah koalisi mudah mengalami gesekan dan ketegangan. Ujung-ujungnya, saling tuding siapa yang konsisten dan inkonsisten dalam kasus macam ini.

Tak hanya itu, etika politik saat ini seakan hilang tergerus jaman. Lihat saja contohnya pasangan gubernur/wakil gubernur, ataupun bupati/wakil bupati malah seperti berseteru setelah keduanya terpilih. Kedua pejabat di daerah tersebut seringkali bersaing dan saling menyalip serta mengatur strategi masing-masing untuk saling mengalahkan di Pilkada berikutnya. pak percuma perebutan kekuasaan kalo indonesia masih kacau, belagu lah pake dasi, pake jas bagus gak gampang loh ngurus nya.
Kalo saya di suruh milih siapa yang jadi pemimpin, saya gak milih siapa-siapa (loh kenapa ? kamu gak boleh gitu rangga, gak baek kamu GOLPUT !!! | denger baek-baek yak kalo kamu pilih di antara salah satu yang ingin jadi pemimpin terus dia berhasil lolos, bener kaga nantinya kedepan kalo gak bener siapa yang dosa bukan dia aja kamu juga dosa, iyalah kamu kan yang milih dia).

Kalo di pikir-pikir menurut saya Pejabat, Pemimpin atau yang mengurus Negara pinter banget sih (loh tadi kamu gak suka sama pemerintah, kok sekarang malah muji pemerintah ? | iya pinter ngarangnya). Hukum bisa di manipulasi ada keanehan tapi kok malah diem, pejabatnya jago ngeles kalo di tanya ngarangnya ada aja, salut deh saya mah kalah sama negara laen (dalam hati sih, saya malu kalo di bilang pinternya pinter ngarang)
Adalagi isu-isu mutakhir seperti soal wacana pembubaran KPK hingga imbas rentetan nyanyian Nazaruddin. pernyataan-pernyataan politik yang muncul seolah biasa ketika antarelite saling memojokkan satu sama lain secara terbuka. "Saling sikut saling sodok yang semuanya itu tanpa malu-malu lagi dipertontonkan terbuka ke publik. Kecenderungan politik seperti ini jika dibiarkan akan berbahaya. Alasannya elite justru akan menjadikan politik sebagai tujuan dan bukan sebagai alat untuk mewujudkan rakyat Indonesia sejahtera. "Fenomena ini akan membuat rakyat muak seperti saya terhadap politik yang pada akhirnya akan memunculkan ketidakpercayaan publik terhadap elite maupun lembaga-lembaga politik.

Sebagai bagian dari elite politik kepada semua pihak agar kembali menegakkan etika. Situasi politik bebas tanpa filter menurutnya tidak boleh dibiarkan. Dan seharusnya semua elite menghentikan semua perilaku politik kontraproduktif yang tidak mendidik rakyat.
"Rakyat sudah sangat merindukan politik yang sederhana dan kesederhanaan dalam berpolitik. Politik yang menjunjung tinggi etika dan moralitas politik, fairness, sportif, serta berorientasi untuk memecahkan masalah rakyat dan bangsa.

Sebuah praktik politik yang dipenuhi dengan aktivitas politik produktif, yang bertujuan mempercepat hadirnya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat adalah tujuan yang sebenarnya dari berpolitik. Hanya dengan jalan ini proses dan dinamika politik bakal berjalan lebih beradab, produktif, dan lebih bermartabat di mata rakyat.
"Jika elite politik tidak bersedia melakukannya, maka bangsa ini hanya tinggal menunggu saat terjadinya kebangkrutan politik yang kian nyata.




Nah .. gara-gara permainan politik, rakyat berdemo hingga amarah mereka keluar. Iyalah mana ada yang mau jutaan rakyat di permainkan seperti itu, saya juga marah lah. Tapi Jangan sampai anarkis gitu kalee .. saya lebih suka berdemo lewat dunia maya anarkis lewat dunia maya lebih seru.
haduh .. ternyata gak ada habisnya yah kalo ngomongin politik di Indonesia, capek juga ngetik padahal saya lagi males ngeblog tapi karena ada tugas. sekalian saya posting tentang permainan politik dan etika berdemokrasi.

No comments:

Post a Comment